Saturday, August 12, 2006
The parable of the RoseA certain man planted a rose and watered it faithfully. Before it
blossomed, he examined it. He saw a bud that would soon blossom.
He also saw the thorns, and he thought, "How can any beautiful
flower come from a plant, burdened with so many sharp thorns?"
Saddened by this thought, he neglected to water the rose, and
before it was ready to bloom, it died.
So it is with many people. Within every soul, there is a rose.
The "God-like" qualities planted in us at birth, growing amidst
the thorns of our faults. Many of us look at ourselves and see
only the thorns, the defects. We despair, thinking nothing good
can possibly come from us. We neglect to water the good within
us, and eventually it dies. We never realize our potential.
Some don't see the rose within themselves. It takes someone else
to show it to them. One of the greatest gifts a person can
possess is to be able to reach past the thorns and find the rose
within others. This is the truest, most innocent, and gracious
characteristic of love - to know another person, including their
faults, recognize the nobility in their soul, and yet still help
another to realize they can overcome their faults. If we show
them the rose, they will conquer the thorns. Only then will they
blossom, and most likely, blooming thirty, sixty, a hundred-fold,
as it is given to them.
Our duty in this world is to help others, by showing them their
roses and not their thorns. It is then that we achieve the love
we should feel for each other. Only then can we bloom in our own
garden.
Author unknown
*
very meaningful ah....
Riwayat wirakelana
10:42 AM

Sampai menutup mataembun di pagi buta
menebarkan bau asa
detik demi detik ku hitung
inikah saat ku pergi
oh Tuhan ku cinta dia
berikanlah aku hidup
takkan ku sakiti dia
hukum aku bila terjadi
aku tak mudah mencintai
aku tak mudah mengaku ku cinta
aku tak mudah mengatakan
aku jatuh cinta
senandungku hanya untuk cinta
tirakatku hanya untuk engkau
tiada dusta sumpah ku cinta
sampai ku menutup mata
cintaku sampai ku menutup mata
oh Tuhan ku cinta dia
berikanlah aku hidup
takkan ku sakiti dia
hukum aku bila terjadi
* song by acha septriasa...
Riwayat wirakelana
10:42 AM

Thursday, August 03, 2006
Burung pipit terbang sekawan,
hinggap sebentar dipohon rendang,
andai perasaan gusar tak keruan,
duduk tak diam hati tak senang...
Sireh junjung si sireh dara,
adat meminang baru diguna,
resah gelisah tidak keruan rasa,
itulah adat orang bercinta.
Sutera cina bersulam labuci,
lembutnya kain ditenun lama,
andai marah diselang benci,
dapatkah masih tetap bersama?
Indah menawan si cenderawasih,
tidak terbanding si gagak hina,
andai benar sudah terjalin kasih,
marah dan benci tidak akan lama...
Riwayat wirakelana
11:23 AM

Cuba ku hayati segala laku,
cuba ku amati segala gaya,
namun aku disini masih termanggu,
gerak dan laku selisih tutur bicara
Mengapa perlu dibawa diri,
mengapa perlu keseorangan sepi,
bukankah temanmu sentiasa disisi,
susah dan senang selalu dikongsi
Dikau teman amat ku hargai,
kini menanti menghitung hari,
kerana kesalahan dikau diadili,
hukuman dunia harus dipatuhi
Walau kecewa aku reda,
walau hampa aku pasrah,
keberanian teman aku berbangga,
berani menempuh mencari arah
Ya Allah, dengan namamu yang maha pengasih lagi penyayang. Lindungi dan peliharalah hidup kami. Sesungguhnya kami hambamu yang tidak lepas dari membuat dosa. Tapi Engkau maha pengampun. Ampunilah dosa kami. Jauhilah kami dari azab akhir zamanMu. Rahmati dan berkatilah hidup kami. Dengan kalimah tiada tuhan melainkan Allah, janganlah engkau membolak balikan hati kami setelah diberi petunjuk. Pandulah hati kami ke arahmu Tuhan. Dengan syafaat Nabim, tetapkanlah keimanan kami dibawah nama agama Islam yang maha suci. Jangan biarkan kami terombang amnbing tanpa arah tuju. Bantlah kami hambamu yang lemah wahai maha Agung....
Riwayat wirakelana
11:23 AM
